“Fotografi itu seperti Tukang
Cukur” – Didiet Anindita
Artinya jika kita sudah nyaman
dengan hasil karya seorang fotografer, maka kita cenderung ingin menggunakan
jasa fotografer itu lagi. Kemana pun fotografer itu pergi, kita tetap akan
mencarinya.
Pada kelas Kapita Selekta
tanggal 5 November
2015, kami
berkesempatan menambah wawasan di bidang fotografi yang juga memliki
proses-proses rumit dalam pembuatannya agar suatu pesan dapat tersampaikan
melalui sebuah foto. Dosen tamu yang hadir, bapak Didiet Anindita merupakan
praktisi yang profesional dalam bidang fotografi. Melalui kelas singkat
tidak lebih dari 40 menit, kami dapat mengenal teknik-teknik
fotografi serta mengetahui lebih dalam bagaimana proses sebuah foto dibuat yang
melibatkan banyak pihak. Kelas disampaikan secara menarik dengan tidak terpaku
pada teori, melainkan lebih mengarah kepada contoh langsung.
Dosen tamu Didiet Anindita sedang menjelaskan teknik-teknik fotografi
Berdasarkan
pengalaman dari bapak Didiet, pembuatan sebuah foto biasanya membutuhkan waktu
3 minggu. Dan untuk membentuk sebuah konsep menjadi foto itu melibatkan banyak
orang, antara lain:
- Fotografer
- Klien
- Pengarah gaya
- Make up artis
- Wardrobe
- Copy writer
Sementara
itu secara teknis, fotografi harus memperhatikan komposisi frame agar
foto terlihat lebih seimbang sehingga secara keseluruhan foto tampak lebih enak
dipandang mata. Untuk menentukan komposisi frame, fotografi menggunakan
rumus Rule of Third yang sangat populer bagi para penggemar
potret memotret. Rumus ini dapat diterapkan pada frame foto
horizontal maupun foto vertikal. Pada Rule of Third, sebuah bidang
foto dibagi oleh garis imajiner menjadi tiga bagian sama besar baik secara
vertikal dan horizontal sehingga kita mempunyai 9 area yang sama besar.
Rule of Third pada foto horizontal
Rule of Third pada foto vertikal
Selain Rule of
Third, istilah yang sering kita dengar dalam dunia fotografi adalah Depth
of Field (DOF) atau tingkat ketajaman. Fotografi sangat mementingkan
aspek ini karena hasil foto yang tidak tajam (semua blur) akan menurunkan
kualitas foto. Maka dari itu, dibutuhkan teknik mengatur tajam-blur dalam
memotret, terutama untuk objek foto yang hendak dijadikan sebagai fokus utama
haruslah tajam. Teknik ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara
memainkan kreativitas dalam foto. Fotografer bisa mengatur tingkat ketajaman
antara si objek utama dengan background maupun foreground sesuai
selera sehingga dapat memproduksi sebuah foto yang indah. DOF berkaitan erat
dengan diafragma atau bukaan lensa pada kamera. Semakin diafragma lebar, maka
DOF semakin sempit yang artinya area ketajamannya sempit. Dan sebaliknya, jika
bukaan lensa sempit, maka area ketajamannya semakin luas. Contohnya: Jika kita
mengambil foto di diafragma f/22, foto akan tajam hampir di seluruh gambar.
Jika kita mengambil foto di diafragma f/2, foto hanya akan tajam pada titik
fokusnya saja, sedangkan background dan foreground akan
blur.
Perbedaan hasil foto dengan diafragma lebar dan diafragma sempit
Teknik ketiga yang biasanya
digunakan dalam fotografi adalah Zone System,
yaitu tingkat gradasi dari terang yang diwakili oleh putih menjadi gelap yang
diwakili oleh hitam.
Teknik-teknik
seperti itu perlu diterapkan dalam karya fotografi, kecuali foto jurnalistik.
Untuk foto jurnalistik, fotografer harus mengambil keputusan sendiri darimana
ia akan memotret agar terlihat bagus karena moment-nya sangat cepat
sehingga fotografer tidak mempunyai banyak waktu untuk memilih teknik fotografi
yang akan digunakan.
Sebagai orang yang pernah bergabung
dengan Femina Group dan menjadi designer untuk cover majalah Femina, bapak Didiet menjelaskan posisi foto dengan
tulisan pada cover majalah Femina,
dimana letak tulisan selalu menimpa foto si model majalah tersebut. Secara
teori, hal itu sebenarnya tidak diperbolehkan karena dianggap merusak foto.
Tapi cover majalah merupakan packaging supaya orang tertarik untuk
membeli. Maka dari itu, hal yang diutamakan adalah segi artistik yang terdapat
pada cover sehingga menimbulkan daya
tarik beli pada konsumen. Dalam pembuatan cover
majalah juga melibatkan orang yang sangat banyak, seperti tim marketing, tim
redaksi, fotografer, designer, pengarah gaya, dan lain-lain.
Contoh cover majalah Femina
Kesimpulannya,
fotografi juga merupakan sebuah seni. Memotret suatu objek membutuhkan
kreativitas dan teknik-teknik fotografi agar sebuah foto tidak monoton. Objek
foto, background, dan foreground yang memenuhi konsep Rule of Third dan Depth
of Field akan menghasilkan
suatu karya foto yang indah dan luar biasa. Selain itu perlu kita ketahui bahwa
dalam pembuatan sebuah foto tidaklah sederhana, tapi membutuhkan proses yang
panjang dan melibatkan banyak orang.
0 comments:
Post a Comment