Public Relations
memiliki khalayak penting yang berada di internal dan eksternal perusahaan.
Salah satu hubungan dengan publik eksternal perusahaan adalah community relations. Perusahaan harus
menanamkan dan mengembangkan relasi yang baik dengan komunitas masyarakat
sekitar. Komunitas termasuk sebagai khalayak eksternal yang mempengaruhi
keberlangsungan usaha, sebab perusahaan atau organisasi tidak akan bisa berjalan
lancar apabila tidak ada dukungan dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini, komunitas
adalah kumpulan manusia yang saling berhubungan didasari pada nilai dan
kepentingan bersama yang khusus. Perusahaan perlu membina hubungan harmonis
dengan komunitas dan menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan sosial yang
menjadi keprihatinan dalam masyarakat. Maka dari itu, salah satu cara
perusahaan untuk berhubungan dengan komunitas sekitarnya adalah dengan
melakukan program Corporate Social Responsibility
(CSR).
Bapak Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
Pada
tanggal 1 Oktober 2015, dosen tamu Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS memberikan
kuliah seputar efektivitas komunikasi dengan mengangkat kasus yang terjadi di
Indonesia. Contohnya perusahaan perkebunan di Kalimantan yang kini tengah
dilanda krisis akibat pembakaran hutan liar sehingga menyebabkan kabut asap
yang sangat menganggu kehidupan warga. Di awal kuliah, beliau menjelaskan seputar
tuntutan profesionalitas seorang Public
Relations Officer (PRO) dalam membina hubungan dengan masyarakat di sekitar
perusahaan. Kita tidak boleh berasumsi bahwa masyarakat akan selalu mendukung
perusahaan walaupun sudah menerapkan CSR.
Kuncinya
komunikasi adalah bagaimana membangun komunikasi dan hubungan harmonis antara
masyarakat dengan perusahaan. Harmonisasi itu bisa dibina jika terbangun
komunikasi yang efektif. Kapa suatu komunikasi dikatakan efektif (effectiveness communication)? Komunikasi itu bukan hanya menyampaikan pesan (satu
arah), tapi harus harus terjadi sharing
informasi agar memperoleh feedback. Komunikasi
dikatakan efektif apabila telah tercipta makna yang sama (mutual understanding) antara
komunikator dengan komunikan. Komunikasi harus dilakukan secara terus menerus berjangka
panjang agar tercipta pemahaman yang sama dalam benak publik. Dalam komunikasi juga
membutuhkan terciptanya persepsi yang baik. Persepsi adalah kemampuan
memproyeksi terhadap sesuatu objek yang dilihat untuk bisa dimaknai oleh otak
kita sesuai dengan kapasitas interpretasinya. Inti persepsi adalah interpretasi.
Otak setiap manusia memiliki kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Ketika menerima
rangsangan (exposure), otak manusia
akan melakukan penyaringan melalui 5 filter, yang dinamakan selected exposure. Manusia akan memaknai
pesan yang diterimanya berdasarkan kelima faktor ini, antara lain:
- Pengalaman masa lalu
- Pengetahuan/pemahaman kita terhadap sesuatu yang bisa diperoleh melalui pendidikan formal, autodidak maupun warisan.
- Believe, yaitu keyakinan atau kepercayaan tapi yang bernuansa nasional.
- Values, yang berupa nilai, norma, aturan dan mekanisme kultur.
- Short term memory
Dalam membangun
pesan harus menggunakan makna denotatif, yaitu makna sebenarnya sehingga jelas
dimengerti oleh si penerima pesan. Kita tidak boleh menggunakan makna konotatif
yang bersifat ambigu dan memiliki banyak arti. Hal itu dapat menyebabkan
penerima pesan menjadi bias dan salah pengertian. Pesan harus disampaikan
secara struktural.
0 comments:
Post a Comment