Wednesday, 25 November 2015

Communication is about Sense

Pada kelas Kapita Selekta tanggal 19 November 2015, kami berkesempatan mempelajari tentang sikap-sikap dasar yang sangat dibutuhkan dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Bersama dua dosen tamu bapak Novrizal atau yang akrab dipanggil Rizal dan rekannya Angga Kusuma dari bagian advertising Media Group (Media Indonesia dan Metro TV), kami berdiskusi tentang 5 basic communication. Kita berkomunikasi dengan banyak orang tentunya dengan menggunakan perasaan. Dengan catatan, rasa itu tidak selalu diartikan sebagai ‘cinta’, tapi rasa tentang bagaimana seseorang menyampaikan pesan sehingga memperoleh feedback yang positif. 

Bapak Novrizal dan rekannya Angga Kusuma 
pada kelas Kapita Selekta Fikom Untar tanggal 19 November 2015

Diambil dari press release Alvin Adam School of Communication, bapak Rizal membagikan ilmu kepada para mahasiswa mengenai 5 hukum komunikasi yang wajib dimiliki oleh setiap manusia agar proses komunikasi berjalan dengan baik dan lancar. Intinya, balik lagi bahwa komunikasi itu harus dirasakan. Communication without sense it’s gonna be different!  

Pada dasarnya, komunikasi adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan maupun respon positif dari orang lain. Akhir dari komunikasi adalah kita berharap mendapatkan umpan balik (feedback) dari si komunikan. Sebisa mungkin setiap orang tentunya mengharapkan feedback yang positif, maka dari itu diperlukan penerapan dari 5 hukum dalam komunikasi berikut ini:


1. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan dihormati, maka dari itu kita harus memberikan penghormatan kepada lawan bicara.


2. Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Artinya kita harus mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan begitu kita akan lebih mudah melakukan komunikasi dengan  baik sesuai dengan kondisi psikologis lawan bicara.  Untuk memiliki empati yang tinggi, kita harus menempatkan diri sebagai pendengar yang baik.


3. Audible
Audible artinya makna pesan yang kita sampaikan dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik. Pesan harus mudah dipahami sehingga kita harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan pemahaman lawan bicara. Intonasi suara dan pelafalan setiap kata dan kalimat harus disebutkan dengan jelas.


4. Clarify
Kejelasan dari pesan yang kita sampaikan tidak menimbulkan multi interpretasi atau tafsiran yang berlainan. Salah satu penyebab munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka terima. Dan akibatnya jika penafsirannya salah, bisa menimbulkan masalah. Maka dari itu, kita perlu menghindari hal ini agar tercipta komunikasi yang efektif.


5. Humble
Membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati, dalam bahasa pemasarannya “customer first attitude”. Rendah hati dalam komunikasi akan menumbuhkan respect. Artinya, rasa hormat yang kita tunjukkan dengan kerendahan hati akan mengakibatkan lawan bicara kita hormat dan menghargai diri kita.

Tuesday, 10 November 2015

Mengenal Teknik Fotografi

Fotografi itu seperti Tukang Cukur” – Didiet Anindita
Artinya jika kita sudah nyaman dengan hasil karya seorang fotografer, maka kita cenderung ingin menggunakan jasa fotografer itu lagi. Kemana pun fotografer itu pergi, kita tetap akan mencarinya.

Pada kelas Kapita Selekta tanggal 5 November 2015, kami berkesempatan menambah wawasan di bidang fotografi yang juga memliki proses-proses rumit dalam pembuatannya agar suatu pesan dapat tersampaikan melalui sebuah foto. Dosen tamu yang hadir, bapak Didiet Anindita merupakan praktisi yang profesional dalam bidang fotografi. Melalui kelas singkat tidak lebih dari 40 menit, kami dapat mengenal teknik-teknik fotografi serta mengetahui lebih dalam bagaimana proses sebuah foto dibuat yang melibatkan banyak pihak. Kelas disampaikan secara menarik dengan tidak terpaku pada teori, melainkan lebih mengarah kepada contoh langsung.


Dosen tamu Didiet Anindita sedang menjelaskan teknik-teknik fotografi

Berdasarkan pengalaman dari bapak Didiet, pembuatan sebuah foto biasanya membutuhkan waktu 3 minggu. Dan untuk membentuk sebuah konsep menjadi foto itu melibatkan banyak orang, antara lain:
  •         Fotografer
  •         Klien
  •         Pengarah gaya
  •          Make up artis
  •          Wardrobe
  •          Copy writer

Sementara itu secara teknis, fotografi harus memperhatikan komposisi frame agar foto terlihat lebih seimbang sehingga secara keseluruhan foto tampak lebih enak dipandang mata. Untuk menentukan komposisi frame, fotografi menggunakan rumus Rule of Third yang sangat populer bagi para penggemar potret memotret. Rumus ini dapat diterapkan pada frame foto horizontal maupun foto vertikal. Pada Rule of Third, sebuah bidang foto dibagi oleh garis imajiner menjadi tiga bagian sama besar baik secara vertikal dan horizontal sehingga kita mempunyai 9 area yang sama besar.

Rule of Third pada foto horizontal

Rule of Third pada foto vertikal

Selain Rule of Third, istilah yang sering kita dengar dalam dunia fotografi adalah Depth of Field (DOF) atau tingkat ketajaman. Fotografi sangat mementingkan aspek ini karena hasil foto yang tidak tajam (semua blur) akan menurunkan kualitas foto. Maka dari itu, dibutuhkan teknik mengatur tajam-blur dalam memotret, terutama untuk objek foto yang hendak dijadikan sebagai fokus utama haruslah tajam. Teknik ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara memainkan kreativitas dalam foto. Fotografer bisa mengatur tingkat ketajaman antara si objek utama dengan background maupun foreground sesuai selera sehingga dapat memproduksi sebuah foto yang indah. DOF berkaitan erat dengan diafragma atau bukaan lensa pada kamera. Semakin diafragma lebar, maka DOF semakin sempit yang artinya area ketajamannya sempit. Dan sebaliknya, jika bukaan lensa sempit, maka area ketajamannya semakin luas. Contohnya: Jika kita mengambil foto di diafragma f/22, foto akan tajam hampir di seluruh gambar. Jika kita mengambil foto di diafragma f/2, foto hanya akan tajam pada titik fokusnya saja, sedangkan background dan foreground akan blur.


Perbedaan hasil foto dengan diafragma lebar dan diafragma sempit

Teknik ketiga yang biasanya digunakan dalam fotografi adalah Zone System, yaitu tingkat gradasi dari terang yang diwakili oleh putih menjadi gelap yang diwakili oleh hitam.

Teknik-teknik seperti itu perlu diterapkan dalam karya fotografi, kecuali foto jurnalistik. Untuk foto jurnalistik, fotografer harus mengambil keputusan sendiri darimana ia akan memotret agar terlihat bagus karena moment-nya sangat cepat sehingga fotografer tidak mempunyai banyak waktu untuk memilih teknik fotografi yang akan digunakan.

Posisi Gambar dan Tulisan
Sebagai orang yang pernah bergabung dengan Femina Group dan menjadi designer untuk cover majalah Femina, bapak Didiet menjelaskan posisi foto dengan tulisan pada cover majalah Femina, dimana letak tulisan selalu menimpa foto si model majalah tersebut. Secara teori, hal itu sebenarnya tidak diperbolehkan karena dianggap merusak foto. Tapi cover majalah merupakan packaging supaya orang tertarik untuk membeli. Maka dari itu, hal yang diutamakan adalah segi artistik yang terdapat pada cover sehingga menimbulkan daya tarik beli pada konsumen. Dalam pembuatan cover majalah juga melibatkan orang yang sangat banyak, seperti tim marketing, tim redaksi, fotografer, designer, pengarah gaya, dan lain-lain.

Contoh cover majalah Femina

Kesimpulannya, fotografi juga merupakan sebuah seni. Memotret suatu objek membutuhkan kreativitas dan teknik-teknik fotografi agar sebuah foto tidak monoton. Objek foto, background, dan foreground yang memenuhi konsep Rule of Third dan Depth of Field akan menghasilkan suatu karya foto yang indah dan luar biasa. Selain itu perlu kita ketahui bahwa dalam pembuatan sebuah foto tidaklah sederhana, tapi membutuhkan proses yang panjang dan melibatkan banyak orang.
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com