Pada kelas
Kapita Selekta tanggal 19 November 2015, kami berkesempatan mempelajari tentang
sikap-sikap dasar yang sangat dibutuhkan dalam melakukan interaksi dengan orang
lain. Bersama dua dosen tamu bapak Novrizal atau yang akrab dipanggil Rizal dan
rekannya Angga Kusuma dari bagian advertising
Media Group (Media Indonesia dan Metro TV), kami berdiskusi tentang 5 basic communication. Kita berkomunikasi
dengan banyak orang tentunya dengan menggunakan perasaan. Dengan catatan, rasa
itu tidak selalu diartikan sebagai ‘cinta’, tapi rasa tentang bagaimana
seseorang menyampaikan pesan sehingga memperoleh feedback yang positif.
Bapak Novrizal dan rekannya Angga Kusuma
pada kelas Kapita Selekta Fikom Untar tanggal 19 November 2015
Diambil dari
press release Alvin Adam School of Communication, bapak Rizal
membagikan ilmu kepada para mahasiswa mengenai 5 hukum komunikasi yang wajib
dimiliki oleh setiap manusia agar proses komunikasi berjalan dengan baik dan
lancar. Intinya, balik lagi bahwa komunikasi itu harus dirasakan. Communication without sense it’s gonna be
different!
Pada
dasarnya, komunikasi adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih,
minat, kepedulian, simpati, tanggapan maupun respon positif dari orang lain.
Akhir dari komunikasi adalah kita berharap mendapatkan umpan balik (feedback) dari si komunikan. Sebisa
mungkin setiap orang tentunya mengharapkan feedback
yang positif, maka dari itu diperlukan penerapan dari 5 hukum dalam komunikasi
berikut ini:
1. Respect
Hukum
pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai
setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Pada dasarnya
semua orang ingin dihargai dan dihormati, maka dari itu kita harus memberikan
penghormatan kepada lawan bicara.
2. Emphaty
Empati
adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Artinya kita harus mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain. Dengan begitu kita akan lebih mudah melakukan komunikasi
dengan baik sesuai dengan kondisi
psikologis lawan bicara. Untuk memiliki
empati yang tinggi, kita harus menempatkan diri sebagai pendengar yang baik.
3. Audible
Audible
artinya makna pesan yang kita sampaikan dapat didengarkan dan dimengerti dengan
baik. Pesan harus mudah dipahami sehingga kita harus menggunakan bahasa yang
baik dan benar sesuai dengan pemahaman lawan bicara. Intonasi suara dan
pelafalan setiap kata dan kalimat harus disebutkan dengan jelas.
4. Clarify
Kejelasan
dari pesan yang kita sampaikan tidak menimbulkan multi interpretasi atau
tafsiran yang berlainan. Salah satu penyebab munculnya salah paham antara satu
orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka terima. Dan
akibatnya jika penafsirannya salah, bisa menimbulkan masalah. Maka dari itu,
kita perlu menghindari hal ini agar tercipta komunikasi yang efektif.
5. Humble
Membangun
komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati, dalam bahasa pemasarannya “customer first attitude”. Rendah hati
dalam komunikasi akan menumbuhkan respect.
Artinya, rasa hormat yang kita tunjukkan dengan kerendahan hati akan
mengakibatkan lawan bicara kita hormat dan menghargai diri kita.